Postingan

Mengintip Perbatasan Dihari Kemerdekaan “Merdeka Dulu Dan Sekarang”

Gambar
Anato Moreira   "Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan." "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa,kemanusiaan yang adil dan beradab,persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi

Cerita Yang Tertinggal

Gambar
 Tulisan Inspirasi   (ANATO MOREIRA)   “ Kami mau pulang karena ingin berkumpul kembali dengan keluarga di sana”   sepenggal kalimat dari Bapak   Joao Pinto salah satu keluarga   yang juga pulang kembali ke Viqueque pada 29 November lalu.  Pernahkah anda merasakan bagaimana   tinggal di tempat pengungsian? Tinggal di barak-barak, rumah dan lahan seadanya   yang bukan milik anda? Masih pinjam pakai, kontrak sementara dan lain sebagainya. Perasaan tidak akan sama dengan mereka yang   memiliki rumah   sederhana tapi itu di lahan milik   sendiri yang aman, pasti akan terasa nyaman, ada akses air, sarana kesehatan yang berjalan baik,   dan pelayanan publik yang baik bagi masyarakat. Kata orang di kamp “ buka moris ne’e tenki serviso”/ cari hidup itu harus kerja. Iya memang.. harus kerja.. kerja dan kerja, kalau tidak bekerja mau makan dari mana?, Tapi apakah anda merasa kerja di lahan sendiri yang baik, ataukah di lahan orang lain dalam posisi   sebagai Eks p

Membangun RADKOM-DRR di Malaka

Gambar
Anato Moreira Bersama CIS Timor Penulis di depan papan Visiblity Isu bencana di kabupaten Malaka , bukan sekedar isu belaka, pergulatan komunitas di Malaka khususnya di kecamatan Malaka Barat dan sebagai kecamatan Malaka tengah   adalah   kondis ril yang dialami oleh komunitas ini.   Bencana banjir yang terjadi di malaka dalam kurun waktu enam bulan musim penghujan membawa dampak   baik positif dan negatif. Positifnya adalah, mereka mendapatkan humusan tanah atau lumpur yang   datang dari wilayah hulu seperti Soe dan Kefa dimana bisa menyburkan tanaman jagung pada musim tanam ketiga   atau yang sering di kenal dengan bahasa lokal “Ahuklean”. Sisi negatifnya adalah , bencana tiap tahun yang melanda di besikama –Malaka selalu membawa korban materil ( rumah roboh, tanaman terendam air dan lumpur, perlatan rumah tangga, pakaian terhanyut banjir),   jalan-jalan tak berbentuk   yang menghambat arus transportasi masuk ke desa-desa . Tower Radio Komunitas Suara Ma