Membangun RADKOM-DRR di Malaka




Anato Moreira
Bersama
CIS Timor
Penulis di depan papan Visiblity
Isu bencana di kabupaten Malaka , bukan sekedar isu belaka, pergulatan komunitas di Malaka khususnya di kecamatan Malaka Barat dan sebagai kecamatan Malaka tengah  adalah  kondis ril yang dialami oleh komunitas ini.  Bencana banjir yang terjadi di malaka dalam kurun waktu enam bulan musim penghujan membawa dampak  baik positif dan negatif. Positifnya adalah, mereka mendapatkan humusan tanah atau lumpur yang  datang dari wilayah hulu seperti Soe dan Kefa dimana bisa menyburkan tanaman jagung pada musim tanam ketiga  atau yang sering di kenal dengan bahasa lokal “Ahuklean”.

Sisi negatifnya adalah , bencana tiap tahun yang melanda di besikama –Malaka selalu membawa korban materil ( rumah roboh, tanaman terendam air dan lumpur, perlatan rumah tangga, pakaian terhanyut banjir),  jalan-jalan tak berbentuk  yang menghambat arus transportasi masuk ke desa-desa .

Tower Radio Komunitas Suara Malaka
 Mey 2012, ketika kami (ACTED dan CIS) Ibu Liana Bianchi , Agif dari ACTED  Dan Saya(Anato) CIS Timor melakukan assesment di lokasi bencana saat itu, komunitas di sana ingin sekali adanya media komunikasi  yang bisa memberikan informasi  dini terpusat , sehingga mereka bisa  mengantisipasi sebelum datangnya bencan banjir. Informasi dini yang di maksud adalah, informasi yang datang dari wilayah hulu TTS dan TTU terkait intensitas  hujan atau curah hujan yang bisa di share merata di desa-desa terdampak bencan banjir sungai Benenain. “Ini sangat myenenangkan  sekali apabila  adanya radio pemberi informasi yang bisa di dengar oleh masyarakat di sini (besikama) terkait akan ada banjir mau datang “ kata Bapak Andres Nahak , Kepala Desa Umatoos waktu assement dilakukan di 2012.
Menjawab akan tantangan itu , USAID  sebagai pendonor bagi  ACTED  dan  CIS Timor sebagai pelaksana Aktivtas hasil satu dalam Program RADKOM-DRR, mendirikan satu stasiun Radio Komunitas Suara Malaka di  Betun, Kecamatan Malaka Tengah . Pada 27 Maret 2013 Radio Komunitas Siaga Bencana  Suara Malaka yang di resmikan oleh bapak Penjabat Bupati Malaka Herman Nai Ulu.

Kahadiran Radio Malaka ini, adalah ingin memberikan update informasi  bencana dini dari hulu ke hilir, infomasi dari BMKG dan informasi becana lain. Radio ini juga membantu komunitas untuk memberikan informasi di seputaran Malaka,  dan informasi dari daerah lain. Radio Malaka juga mampu mengangkat budaya lokal orang Malaka, ketika radio ini  juga menonjolkan budaya malaka, maka dengan sendirinya orang malaka akan mencintai radio mereka sendiri. 

Program RADKOM-DRR yang di kerjakan oleh ACTED dan CIS Timor berlangsung selama dua tahun, dari Oktober 2012 sampai September 2014. CIS Timor Mengerjakan aktivitas hasil satu dengan spesifik pendirian, pengurusan dan keberlanjutan radio Komunitas bencana di Malaka.

Radio ini mempunyai 33 relawan  desa dampingan di kecamatan Malaka Tengah  dan Malaka Barat, 10 orang relawan pemnyiar dan Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK) sebagai lembaga yang menaungi radio ini.

Saya sendiri sangat berterima kasih kepad CIS Timor , karena di tunjuk dan di percaya  sebagai koordinator Program  Radio Komunitas di Malaka, ini sebenarnya pengalam yang sangat baru bagi saya, karena di tidak punya basic  sama sekali tentang radio. Namun ini saya terima sebagai tantangan tersendiri unutk bisa menambah pengetahuan saya dan pengalaman bekerja di radio komuitas.

Dalam program berjalan, saya banyak belajar dari teman-teman  staf CIS Timor di Malaka yang punya basic radio seperti dari Deddy, Ruslan dan Pipit, diaman mereka sebelumnya sudah beregelut dengan dunia penyiaran radio. Mulai dari proses tender radio, pengurusan ijin dan  proses pelatihan bagi para relawan dan LPK.

Dari sisi sebagai seorang managemen, saya  mendapat peningkatan pengetahuan dalam pelaporan bulanan dan tiga bulanan dalam bahsa inggris (walau jatuh bangun, hehehehe.:-))  advokasi  kepada pemerintah Kabupaten malaka dan punya banyak jaringan lagi di sini,  termasuk juga punya kenalan dengan CSO lain,  KPID-NTT, dengan relawan dari TTS dan TTU dan juga kawan-kawan dari Jogjakarta  yang bekerja pada radio komunitas bencana gunung  berapi.

Ini pengalaman belajar saya yang tidak pernah akan lupa, dan sampai saat ini saya merasa mencintai radio yang sudah dirintis oleh CIS Timor ini di Malaka, so karena sudah merasa dekat sekali dengan komunitasnya.

Mimpi CIS Timor pada 2010 yang ingin punya relawan di perbatasan (radio Malaka masuk dalam kawasan perbatasan RI dan RDTL) dan  bisa mendirikan radio komunitas yang sesuai standar prosedur dari KPI. Mimpi CIS Timor yang tak terasa  terjawab seiring dengan datangnya waktu.
Studio Radio Malaka

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tiga Hari “Visita” Timor Leste

Mengintip Perbatasan Dihari Kemerdekaan “Merdeka Dulu Dan Sekarang”

Perjalanan 5 keluarga 12 jiwa eks Pengungsi Timor-Timur kembali ke Dilor Viqueque -Timor leste